BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat merupakan bahan bakar,
fungsi materi pembangun, sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh
manusia. Manusia yang aktif memerlukan banyak karbohidrat, namun kelebihan
karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dan asam lemak. Istilah karbohidrat
meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat yang paling sederhana adalah
monosakarida, gula tunggal yang juga dikenal sebagai gula sederhana. Disakarida
adalah gula ganda, yang terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan melalui
kondensasi. Karbohidrat yang merupakan makromolekul adalah polisakarida,
polimer yang terdiri dari banyak gula.
Tujuan praktikum kali ini dengan
materi karbohidrat adalah untuk mengetahui sifat umum dan sifat khusus dari
karbohidrat, serta sifat fisik dan sifat kimia pada karbohidrat. Sifat fisik
terdiri dari uji kelarutan (larut atau endap), sedangkan sifat kimia terdiri
uji fehling (merah bata atau tetap), uji molish (cincin ungu-violet atau tetap),
uji benedict (merah bata atau tetap), dan uji asam pikrat (merah atau tetap).
Manfaat praktikum karbohidrat,
supaya dapat mengenal dan mengetahui secara langsung dan nyata, jenis makanan
dan minuman yang terdapat kandungan karbohidrat, khususnya pada bahan glukosa,
fruktosa, laktosa, sukrosa, kanji, sirup 2%, dan madu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Karbohidrat
Tiga bahan makanan pokok yang
digunakan oleh manusia dan binatang adalah lemak, protein, dan karbohidrat.
Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur : C, H, dan O, terutama
terdapat di dalam tumbuh – tumbuhan yaitu kira - kira 75%, di samping itu
bagian yang padatpun dari tanaman – tanaman tersusun dari zat ini. Dinamakan
karbohidrat karena senyawa – senyawa ini sebagai hidrat dari karbon, dalam
senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air.
Jadi, C6H12O6 dapat ditulis C6(H2O)6,
C12H22O11, sebagai C12(H2O)11
dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH2nOn
atau Cn(H2O)n. Karbohidrat merupakan zat yang
mempunyai sifat aktif optik, sedangkan gliseraldehid (HOCH2-CHOH-CHO)
adalah merupakan induk karbohidrat (Sastrohamidjojo, 2005).
Menurut Pallardy (2007)
karbohidrat merupakan sesuatu yang istimewa atau spesial karena karbohidrat
adalah produk fotosintesis yang banyak ditemukan pada tumbuhan yang
melaksanakan sistem sintesis. Karbohidrat merupakan bagian paling penting dalam
tumbuhan berkayu.
Menurut Campbell (2009) nama
karbohidrat sama dengan kelas molekul-molekul yang terdiri dari molekul gula
halus atau kecil dilarutkan ke dalam “soft drinks” menjadi polisakarida,
menjadi molekul - molekul pati atau amilum yang dikomsumsi manusia di dalam
pasta dan kentang – kentang.
2.2. Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat dibagi menjadi
beberapa kelas atau golongan sesuai dengan sifat – sifatnya terhadap zat – zat
penghidrolisis. Karbohidrat atau gula dibagi menjadi empat kelas pokok, yaitu :
2.2.1. Monosakarida ( Gula Sederhana )
Monosakarida merupakan senyawa –
senyawa yang mengandung lima dan enam atom karbon. Karbohidrat yang mengandung
6 karbon disebut heksosa. Gula yang mengandung 5 karbon disebut pentosa.
Monosakarida dibagi lebih lanjut dalam osa sesuai dengan jumlah atom C dalam
molekul, jadi diosa mempunyai 2 atom C, triosa mempunyai 3 atom C, dan
seterusnya. Monosakarida tak terhidrolisis menjadi gula yang lebih sederhana
lagi, tetapi mereka merupakan hasil hidrolisis dari tiga kelas yang lain.
Kebanyakan
gula sederhana adalah merupakan polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan
polihidroksida keton yang disebut ketosa. Dengan penggabungan pengertian –
pengertian ini kita mendapatkan nama – nama seperti: aldo pentosa (gula yang
mengandung gugus aldehida dengan lima karbon), ketotetrosa (gula yang
mengandung gugus keton dengan empat karbon). Monosakarida adalah senyawa tak
berwarna dan kebanyakan mempunyai rasa manis dan berbentuk kristal
(Sastrohamidjojo, 2005).
Monosakarida merupakan bahasa dari
bahasa Yunani monos berarti “tunggal”
dan sacchar berarti gula. Umumnya
memiliki rumus molekul yang merupakan kelipatan CH2O (Campbell, 2002).
2.2.2. Oligosakarida atau Disakarida ( oligos = sedikit, beberapa )
Oligosakarida atau disakarida
merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang dihubungkan oleh
pembentukan asetal antara gugus aldehida atau gugus keton dengan gugus
hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga diperoleh
trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama – sama gula ini disebut
ikatan glikosida. Seperti halnya monosakarida, senyawa ini larut dalam air,
sedikit larut dalam alkohol, dan praktis tak larut dalam eter dan pelarut
organik non-polar. Disakarida terhidrolisis menghasilkan dua molekul
monosakarida, yang mungkin dapat sama atau berbeda (Sastrohamidjojo, 2005).
Disakarida terdiri atas dua
monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan glikosidik, ikatan kovalen yang
terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi dehidrasi (Campbell, 2002).
2.2.3. Polisakarida
Polisakarida merupakan dimana di
dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang dihubungkan dalam ikatan
glikosida. Oligosakarida merupakan polisakarida yang sederhana di mana
mengandung beberapa satuan gula, namun demikian antara oligosakarida dan
polisakarida tak ada batas yang tegas. Polisakarida meliputi : pati, selulosa,
dan dekstrin, merupakan substan yang amorph sebagian besar tak larut dalam air
dan tak berasa mempunyai perumusan (C6H10O5)n.H2O
atau (C5H8O4)n.H2O,
dimana n sangat besar. Bila polisakarida dihidrolisis diperoleh gula – gula : C6
atau C5. Gula tebu ( sukrosa ) bila dihidrolisis menghasilkan dua
gugus C6, glukosa, dan fruktosa :
C12H22O11
+ H2O à
C6H12O6 + C6H12O6
sukrosa glukosa fruktosa
(Sastrohamidjojo, 2005)
Polisakarida adalah makromolekul,
polimer dengan beberapa ratus sampai beberapa ribu monosakarida yang
dihubungkan dengan ikatan glikosidik. Beberapa di antara polisakarida berfungsi
sebagai materi simpanan atau cadangan, yang nantinya ketika diperlukan akan
dihidrolisis untuk menyediakan gula bagi sel. Polisakarida lain berfungsi
sebagai materi pembangun ( penyusun ) untuk struktur yang melindungi sel atau
keseluruhan organisme. Arsitektur dan fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh
monomer gulanya dan oleh posisi ikatan glikosidiknya (Campbell, 2002).
2.2.4. Glikosida
Glikosida dibedakan dari oligo dan
polikosakarida yaitu oleh kenyataan bahwa mereka mengandung molekul bukan gula
yang dihubungkan dengan gula oleh ikatan glikosida (Sastrohamidjojo, 2005).
Bila antar molekul monosakarida, terutama dalam larutan bereaksi atau molekul
monosakarida bereaksi dengan senyawa bukan karbohidrat, maka terbentuklah
senyawa glikosida. Glikosida akan terbentuk bila monosakarida bereaksi dengan
senyawa lain yang memiliki radikal hidroksil tapi bukan monosakarida (Hawab,
2003).
BAB
III
MATERI
DAN METODE
Praktikum Kimia Dasar dengan materi Karbohidrat
dilaksanakan pada hari Minggu
tanggal 16 Oktober 2011 pada pukul 07.00 sampai 09.00 WIB di Laboratorium
Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Semarang.
3.1.
Materi
Alat
yang digunakan pratikum kimia dasar dengan materi karbohidrat, yaitu pipet
tetes (3 buah), tabung reaksi (10 buah), rak tabung (2 buah), kompor elektrik
(1 buah), penangas air, penjepit (3 buah), gelas beker 250 ml, dan gelas beker
1000 ml. Sedangkan bahan yang digunakan pratikum kimia dasar dengan materi
karbohidrat, yaitu kertas saring, kertas lakmus, glukosa, laktosa, maltosa,
sukrosa, fruktosa, kanji, sirup 2%, madu, larutan iodine, natrium hidroksida
10%, natrium karbonat, etanol 25%, fehling A, fehling B, asam pikrat, HCl
pekat, H2SO4 pekat, HNO3 pekat, pereaksi
benedict, pereaksi molish, dan pereaksi asam pikrat.
3.2.
Metode
3.2.1.
Uji Kelarutan ( Sifat Fisik )
Metode
pertama pratikum karbohidrat uji kelarutan yaitu dengan langkah antara lain
yaitu menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan berturut – turut glukosa,
fruktosa, laktosa, sukrosa, dan kanji sebanyak 10 tetes, mencatat warna dari
bentuk fisik karbohidrat tersebut, menambahkan 10 tetes aquades ke setiap
tabung reaksi, selanjutnya tutup dengan ibu jari dan gojog dengan baik, membandingkan
kelarutan masing – masing karbohidrat dan catat dalam lembar pengamatan.
3.2.2.
Uji Fehling ( Sifat Kimia mereduksi )
Metode
kedua pratikum karbohidrat uji fehling yaitu dengan langkah antara lain yaitu
menyiapkan 7 tabung reaksi, berturut – turut diisi 10 tetes larutan laktosa,
sukrosa, glukosa, fruktosa, kanji, madu, dan sirup 2%, menambahkan 5 tetes
fehling A dan 5 tetes fehling B pada masing – masing tabung reaksi, selanjutnya
digojog, menempatkan tabung reaksi tersebut dalam penangas air mendidih selama
10 menit, kemudian amati dan catat perubahan yang terjadi pada lembar
pengamatan. Uji positif jika terbentuk endapan merah bata.
3.2.3.
Uji Molish ( Sifat Kimia )
Metode
ketiga pratikum karbohidrat uji molish yaitu dengan langkah antara lain yaitu
menyiapkan 7 tabung reaksi, memasukkan 10 tetes glukosa kedalam tabung reaksi,
menambahkan 5 tetes pereaksi Molish ( 10% α-naftol dalam alkohol ) dan gojog
beberapa kali, memiringkan tabung reaksi tersebut, menuangkan dengan hati –
hati 15 tetes H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi
sampai H2SO4 membentuk suatu lapisan pada bagian bawah, mengamati
warna pada bidang batas antara asam dan larutan air. Uji positif jika terbentuk
cincin warna ungu ( violet ) pada bidang batas tersebut. Ulangi pengujian ini
terhadap larutan fruktosa, laktosa, sukrosa, kanji, madu, sirup 2%.
3.2.4.
Uji Benedict ( Sifat Kimia )
Metode
keempat pratikum karbohidrat uji benedict yaitu dengan langkah antara lain
yaitu menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 10 tetes larutan glukosa ke dalam
tabung reaksi, menambahkan 5 tetes pereaksi Benedict dan gojog berulang kali,
memanaskan beberapa saat, maka akan terjadi perubahan warna, mengamati dengan
teliti dan catat pada lembar pengamatan.
Reaksi positif jika terbentuk endapan warna merah bata. Ulangi pengujian
ini terhadap larutan fruktosa, laktosa, kanji, dan sirup 2%.
3.2.5.
Uji Asam Pikrat ( Sifat Kimia )
Metode
kelima pratikum karbohidrat uji asam pikrat yaitu dengan langkah antara lain
yaitu menyiapkan 5 tabung reaksi, memasukkan 10 tetes glukosa ke dalam tabung
reaksi, menambahkan larutan asam pikrat jenuh 5 tetes dan natrium karbonat 5
tetes, memanaskan beberapa saat dan amati perubahan warna yang terjadi. Reaksi
positif jika terbentuk warna merah. Ulangi pengujian ini terhadap larutan fruktosa,
laktosa, sirup 2%, dan kanji.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Uji Kelarutan ( Sifat Fisik )
Berdasarkan praktikum karbohidrat dengan materi uji
kelarutan (sifat fisik) yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel
3. Hasil uji kelarutan ( sifat fisik )
Sampel
|
Warna
|
Bentuk
|
Keterangan
|
Glukosa
Frukosa
Laktosa
Sukrosa
Kanji
|
Bening
Bening
Bening
Bening
Keruh
|
Larutan
Larutan
Larutan
Larutan
Suspensi
|
Larut
Larut
Larut
Larut
Mengendap
|
Sumber
: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2011
Praktikum karbohidrat dengan
materi uji kelarutan
digunakan untuk mengetahui sifat fisik kelarutan karbohidrat. Hasil uji menunjukkan
bahwa golongan karbohidrat monosakarida ( glukosa dan fruktosa ) dan golongan
karbohidrat disakarida ( laktosa dan sukrosa ) menghasilkan bentuk fisik yang
larut dan berbentuk larutan. Sedangkan kanji, hasil uji menunjukkan bahwa kanji
menghasilkan bentuk fisik suspensi ( padat atau mengendap ). Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hart (2003) yaitu monosakarida dapat larut dalam air, larutan
karbohidrat yang diujikan seperti glukosa, fruktosa, laktosa, dan sukrosa larut
dalam air, karena memiliki gugus OH yang bebas sehingga karbohidrat mudah larut
dalam air tetapi kanji tidak karena kanji bersifat suspensi dan kanji merupakan
polisakarida dengan berat molekul yang tinggi dan bukan monosakarida. Ditambahkan
oleh Pallardy (2007) menyatakan bahwa monosakarida merupakan gugus hidroksil.
4.2. Uji Fehling ( Sifat Kimia mereduksi )
Berdasarkan praktikum karbohidrat dengan materi uji fehling
(sifat kimia mereduksi) yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel
4. Hasil uji fehling ( sifat kimia mereduksi )
Sampel
|
Reaksi (+/-)
|
Keterangan
|
Laktosa
Sukrosa
Glukosa
Frukosa
Kanji
Madu
Sirup 2%
|
+
-
+
+
-
+
+
|
Biru à Merah Bata
Biru à Hijau kekuningan
Biru à Merah Bata
Biru à Merah Bata
Biru à Hijau kebiruan
Biru à Merah Bata
Biru à Merah Bata
|
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia
Dasar, 2011
Praktikum karbohidrat
dengan materi uji fehling (fehling A
dan fehling B). Fehling A merupakan larutan CuSO4 dalam air,
sedangkan larutan Fehling B merupakan larutan garam K Natartat dan NaOH dalam
air. Digunakan untuk menunjukkan sifat
khusus karbohidrat dengan adanya karbohidrat pereduksi (monosakarida, laktosa,
maltosa, dan karbohidrat lainnya). Hasil uji menunjukkan bahwa laktosa,
glukosa, fruktosa, madu, dan sirup 2% merupakan gula yang dapat mereduksi
larutan fehling dan sebagai karbohidrat pereduksi. Hal ini sesuai pendapat
Sastrohamidjojo (2005) menyatakan bahwa golongan karbohidrat monosakarida
bereaksi positif terhadap larutan fehling, dimana terdapat kegiatan mereduksi
larutan fehling di larutan tersebut.
Hal
ini terjadi karena pereaksi fehling akan tereduksi dari Cu2+ menjadi
Cu+ yang dalam suasana basa akan diendapkan sebagai Cu2O
yang meng hasilkan warna merah bata.
2Cu+ + 2OH à Cu2O
+H2O
Hal ini sesuai
pendapat Sumardjo (2006) menyatakan bahwa pereaksi fehling akan mengalami
reduksi sehingga tembaga bermartabat dua berubah menjadi tembaga bermartabat
satu. Pereaksi fehling ditambah karbohidrat, kemudian dipanaskan, akan terjadi
perubahan warna dari biru à
hijau à
kuning à
kemerah – merahan dan akhirnya terbentuk endapan merah bata bila jumlah
karbohidrat pereduksi banyak.
4.3. Uji Molish ( Sifat Kimia )
Berdasarkan praktikum karbohidrat dengan materi uji molish
(sifat kimia) yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel
5. Hasil uji molish ( sifat kimia )
Sampel
|
Reaksi (+/-)
|
Keterangan
|
Laktosa
Sukrosa
Glukosa
Frukosa
Kanji
Madu
Sirup 2%
|
+
+
+
+
-
+
+
|
Keruh à Cincin Ungu ( Violet )
Keruh à Cincin Ungu ( Violet )
Keruh à Cincin Ungu ( Violet )
Keruh à Cincin Ungu ( Violet )
Keruh à Keruh ( tetap )
Keruh à Cincin Ungu ( Violet )
Keruh à Cincin Ungu ( Violet )
|
Sumber : Data Primer Praktikum Kimia
Dasar, 2011
Praktikum karbohidrat
dengan materi uji molish digunakan untuk menunjukkan sifat umum karbohidrat dan
menunjukkan ada tidaknya kandungan karbohidrat dalam larutan yang akan diuji. Hasil
uji menunjukkan bahwa hampir semua bahan yang diuji adalah memiliki kandungan
karbohidrat dan terdapat satu hasil uji yang tidak mengandung karbohidrat di
larutan tersebut yaitu kanji. Hal ini sesuai pendapat Sumardjo (2006)
menyatakan bahwa warna violet atau ungu terbentuk adanya karbohidrat, serta
membentuk senyawa berwarna khusus untuk polisakarida dan disakarida. Pereaksi
molish membentuk cincin yaitu pada larutan laktosa, sukrosa, glukosa, fruktosa,
madu, dan sirup 2% menghasilkan cincin berwarna ungu hal ini menunjukkan bahwa
uji molish sangat spesifik untuk membuktikan adanya golongan monosakarida,
disakarida dan polisakarida pada larutan karbohidrat. Menurut Campbell (2002)
bahwa golongan karbohidrat monosakarida yaitu glukosa dan fruktosa, sedangkan
golongan karbohidrat disakarida yaitu sukrosa dan laktosa.
4.4. Uji Benedict ( Sifat Kimia )
Berdasarkan praktikum karbohidrat dengan materi uji benedict
(sifat kimia) yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel
6. Hasil uji benedict ( sifat kimia )
Sampel
|
Reaksi ( +/- )
|
Keterangan
|
Glukosa
Frukosa
Kanji
Laktosa
Sirup 2%
|
+
+
-
+
+
|
Biru à Merah bata
Biru à Merah bata
Biru à Biru
Biru à Merah bata
Biru à Merah bata
|
Sumber
: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2011
Praktikum karbohidrat
dengan materi uji benedict digunakan
untuk menunjukkan sifat khusus karbohidrat. Uji benedict juga merupakan
modifikasi pereaksi fehling. Hasil uji benedict menunjukkan uji positif
ditunjukkan oleh glukosa, fruktosa, laktosa, dan sirup 2%, sedangkan untuk kanji
menunjukkan hasil negatif. Hasil uji positif pada benedict adalah endapan
berwarna merah bata. Hal ini sesuai pendapat Sumardjo (2006) pemanasan
karbohidrat pereduksi dengan pereaksi benedict akan terjadi perubahan warna
dari biru à
hijau à
kuning à
kemerah – merahan à
dan akhirnya terbentuk endapan merah bata apabila konsentrasi karbohidrat
pereduksi cukup tinggi. Seperti halnya pereaksi fehling, dalam reaksi ini,
karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi
benedict ( sebagai Cu++ ) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi,
dalam uji ini terjadi proses oksidasi dan proses reduksi. Ditambahkan oleh
Sunarya (2007) bahwa tes benedict adalah larutan tembaga (II) sulfat, natrium
karbonat, dan natrium sitrat. Glukosa dapat mereduksi ion Cu2+ dari
tembaga (II) sulfat menjadi ion Cu+, selanjutnya diendapkan sebagai
Cu2O. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning, atau
merah bata, bergantung pada konsentrasi karbohidrat.
4.5. Uji Asam Pikrat ( Sifat Kimia )
Berdasarkan praktikum karbohidrat dengan materi uji asam
pikrat (sifat kimia) yang telah dilakukan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel
7. Hasil uji asam pikrat ( sifat kimia )
Sampel
|
Reaksi ( +/- )
|
Keterangan
|
Glukosa
Frukosa
Sirup 2%
Laktosa
Kanji
|
+
+
+
+
-
|
Kuning à Merah bata
Kuning à Merah bata
Kuning à Merah bata kehitaman
Kuning à Merah bata
Kuning à Kuning ( tetap )
|
Sumber
: Data Primer Praktikum Kimia Dasar, 2011
Praktikum karbohidrat dengan
materi uji asam pikrat
digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat pereduksi. Hal ini sesuai
pendapat Sumardjo (2006) bahwa uji asam pikrat trinitrofenol atau asam pikrat
jenuh dalam suasana basa dapat digunakan untuk menunjukkan adanya karbohidrat
pereduksi. Hasil uji positif ditunjukkan oleh glukosa, fruktosa, laktosa, dan
sirup 2%, sedangkan hasil uji negatif ditunjukkan oleh kanji, dimana kanji
tidak mengalami perubahan warna. Dalam
uji asam pikrat, semua monosakarida dan disakarida membentuk warna merah bata,
kecuali kanji karena tidak dapat beroksidasi. Hal ini sesuai pendapat Harold
(2003) menyatakan bahwa karbohidrat apabila ditambah dengan asam pikrat akan
berubah warna merah bata kecuali polisakarida. Ditambahkan oleh Sumardjo (2006)
bahwa pada pemanasan, uji asam pikrat mengalami kejadian perubahan warna dari
kuning menjadi merah. Diperkuat oleh Sastrohamidjojo (2005) bahwa polisakarida
karbohidrat meliputi pati, selulosa, dan dekstrin, merupakan substan amorph
sebagian besar tak larut dalam air dan tak berasa mempunyai perumusan yang
sangat besar.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Karbohidrat
merupakan polihidroksi aldehida atau keton, atau senyawa yang menghasilkan
senyawa ini bila dihidrolisa. Secara umum terdapat tiga macam karbohidrat berdasarkan
hasil hidrolisisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Didalam
dunia hayati, kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat, baik yang berfungsi
sebagai pembangun struktur maupun yang berperan fungsional dalam proses
metabolisme. Berbagai uji telah dikembangkan untuk analisis kualitatif maupun
kuantitatif terhadap keberadaan karbohidrat, mulai dari yang membedakan
jenis-jenis karbohidrat dari yang lain sampai pada yang mampu membedakan
jenis-jenis karbohidrat secara spesifik. Uji reaksi tersebut meliputi
Kelarutan, Fehling, Molish, Benedict, dan Asam Pikrat.
5.2. Saran
Praktikum kimia
dasar karbohidrat, diharapkan dan disarankan untuk berhati – hati saat
memanaskan tabung reaksi di penangas air. Karena apabila terdapat kecerobohan
pada para praktikan maka resiko yang terjadi dapat ditanggung oleh para praktikan
sendiri. Karena praktikum karbohidrat harus memiliki kesabaran ketika memanaskan
hingga menunggu warna larutan berubah sesuai dengan tujuan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil. A. dkk. 2002. Biologi. Jakarta, Erlangga
Campbell,
Neil. A. et.al. 2009. Biology Concepts & Connections, San Francisco, Pearson
Benjamin Cummings
Harold, H. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat.
Jakarta, Erlangga
Hart, L., E. Craine., dan Harold. 2003. Kimia
Organik. Jakarta, Erlangga
Hawab, H.M. 2003. Pengatar Biokimia. Malang,
Bayumedia Publishing
Pallardy,
Stephen G. 2007. Physiology of Woody Plants. United States of America, Academic
Press
Sastrohamidjojo,
Hardjono. 2005. Kimia Organik Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Yogyakarta,
Gadjah Mada University Press
Sumardjo,
Damin. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta,
ESG
Sunarya, Yayan., dan A. Setiabudi.
2007. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Bandung, Setia Purna Inves
Lampiran 5. Menjawab Pertanyaan Karbohidrat
A.
Uji Fehling
1.
Mengapa ada dua
karbohidrat yang gagal terhadap uji Fehling ?
Karena kedua larutan itu (sukrosa dan kanji) bukan
merupakan monosakarida.Padahal larutan
Fehling merupakan pereaksi peroksidasi yang digunakan untuk uji monosakarida
2.
Apakah madu
menghasilkan uji fehling yang positif ?
Ya, karena warna yang
ditimbulkan dari madu adalah merah bata
3.
Tuliskan
struktur karbohidrat yang menyebabkan uji ini positif !
O
║
CHO
H-C-Na
| |
H-C-OH OH-C-H
| |
OH-C-H
+ Cu2+ + NaOH + H2O → OH-C-H + Cu2O ↓ + H+
| ↑ |
H-C-OH H-C-OH
| |
H-C-OH H-C-OH
|
|
CH2O
CH2OH
4.
Apakah sirup
yang saudara uji positif terhadap uji fehling ?
Ya,
karena terbentuk endapan warna merah bata
5.
Apakah uji
fehling menyatakan bahwa hidrolisa sukrosa terjadi setelah 10 menit? Tunjukkan
buktinya!
Ya, uji fehling
menyatakan bahwa hidrolisa sukrosa terjadi setelah 10 menit. Buktinya adalah bila
dihidrolisis akan menghasilkan glukosa dan fruktosa
H3O+
C12H22O11
+ H2O à
C6H12O6 +
C6H12O6
Sukrosa
Glukosa Fruktosa
Pada
hidrolisis menghasilkan glukosa dan fruktosa. Jadi satuan dasar dari gula telah
diketahui, hanya saja berapa banyak satuan gula yang terikat satu sama lain
perlu diidentifikasi
B.
Uji Benedict
1.
Tuliskan reaksi
untuk pengujian larutan maltosa dan laktosa !
Maltosa = Maltosa + benedict kemudian di panaskan
menghasilkan endapan merah bata.
Laktosa = Laktosa + benedict kemudian dipanaskan
menghasilkan endapan merah bata.
2.
Apa penyusun
pereaksi benedict ?
Cu2+
dan H2O
3.
Kesimpulan apa
yang dapat saudara ambil dari percobaan di atas ?
Larutan Benedict
mengandung unsur Cu ( tembaga ), hal ini dapat diidentifikasi dengan adanya
endapan berwarna merah bata pada larutan yang diujikan. Endapan itu merupakan
zat sisa dari sebuah reaksi. Endapan akan terbentuk apabila kedua senyawa yang
direaksikan memiliki keterkaitan antar molekul lewat gugus fungsionalnya
4.
Apa yang terjadi
baik glukosa yang banyak dan yang sedikit pereaksi Benedict dipanaskan ?
Tetap akan
terbentuk endapan berwarna merah bata, hanya saja tingkat kepekatan pereaksi
yang lebih banyak itu lebih tinggi dan laju
reaksi berlangsung dengan cepat
C.
Uji Asam Pikrat
1.
Tulislan
masing-masing reaksi untuk pengujian di atas !
.
CHO
COOH
|
|
H-C-OH H-C-OH
|
|
OH-C-H
+ →
OH-C-H
|
↑ |
H-C-OH
H-C-OH
|
|
H-C-OH
H-C-OH
|
|
CH2O CH2OH
(Glukosa) (Asam pikrat) (Asam Glukorat) (Asam Pikronat)
2.
Kesimpulan apa
yang dapat saudara ambil dari percobaan ini?
Larutan yang
mengandung karbohidrat, bila diberi asam pikrat dan sodium karbonat dan
dipanaskan, akan membentuk larutan berwarna merah.
Lampiran 6. Fotocopy Laporan
Sementara Pratikum Karbohidrat
Makasih, ini sangat membantu 😉 goodjob
BalasHapus